1.SEJARAH SINGKAT
Ikan mujair merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan
pipih dengan warna abu-abu, coklat atau hitam. Ikan ini berasal dari perairan
Afrika dan pertama kali di Indonesia ditemukan oleh bapak Mujair di muara
sungai Serang pantai selatan Blitar Jawa Timur pada tahun 1939. Ikan mujair
mempunyai toleransi yang besar terhadap kadar garam/salinit as. Jenis ikan ini
mempunyai kecepatan pertumbuhan yang relatif lebih cepat, tetapi setelah dewasa
percepatan pertumbuhannya akan menurun. Panjang total maksimum yang dapat
dicapai ikan mujair adalah 40 cm.
2.SENTRA PERIKANAN
Sentra perikanan terdapat didaerah Jawa
Barat, Jawa Tengah, Sumatera, Kalimantan.
3.JENIS
Klasifikasi ikan mujair adalah sebagai
berikut:
Kelas
|
:
|
Pisces
|
Sub kelas
|
:
|
Teleostei
|
Ordo
|
:
|
Percomorphi
|
Sub-ordo
|
:
|
Percoidea
|
Famili
|
:
|
Cichlidae
|
Genus
|
:
|
Oreochromis
|
Species
|
:
|
Oreochromis
mossambicus
|
Adapun jenis ikan mujair yang dikenal antara lain:
mujair biasa, mujair merah (mujarah) atau jamerah dan mujair albino.
4.MANFAAT
Sebagai sumber penyediaan protein hewani.
5.PERSYARATAN LOKASI
1)
Tanah
yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak
berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak
bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
2)
Kemiringan
tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan
pengairan kolam secara gravitasi.
3)
Ikan
mujair dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian
antara 150-1000 m dpl.
4)
Kualitas
air untuk pemeliharaan ikan mujair harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak
tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
5)
Ikan
mujair dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air deras.
Kolam dengan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan
perkembangan fisik ikan mujair. Debit air untuk kolam air tenang 8-15
liter/detik/ha, sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras debitnya 100
liter/menit/m3.
6)
Keasaman
air (pH) yang baik adalah antara 7-8.
7)
Suhu air
yang baik berkisar antara 20-25 derajat C.
6.PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1)
Kolam
Sarana berupa kolam yang perlu disediakan
dalam usaha budidaya ikan mujair tergantung dari sistim pemeliharaannya (sistim
1 kolam, 2 kolam dlsb). Adapun jenis kolam yang umum dipergunakan dalam
budidaya ikan mujair antara lain:
a.
Kolam pemeliharaan induk/kolam pemijahan
Kolam ini berfungsi sebagai kolam pemijahan,
kolam sebaiknya berupa kolam tanah yang luasnya 50-100 meter persegi dan
kepadatan kolam induk hanya 2 ekor/m2. Adapun syarat kolam pemijahan
adalah suhu air berkisar antara 20-22 derajat C; kedalaman air 40-60 cm; dasar kolam
sebaiknya berpasir.
b.
Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan
Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter
persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50
ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara
3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.
c.
Kolam pembesaran
Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat
untuk memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam pendederan.
Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam pembesaran, yaitu:
-
Kolam
pembesaran tahap I berfungsi untuk memelihara benih ikan selepas dari kolam
pendederan. Kolam ini sebaiknya berjumlah antara 2-4 buah dengan luas maksimum
250-500 meter persegi/kolam. Pembesaran tahap I ini tidak dianjurkan memakai
kolam semen, sebab benih ukuran ini memerlukan ruang yang luas. Setelah benih
menjadi gelondongan kecil maka benih memasuki pembesaran tahap kedua atau
langsung dijual kepada pera petani.
-
Kolam
pembesaran tahap II berfungsi untuk memelihara benih gelondongan besar. Kolam
dapat berupa kolam tanah atau sawah. Keramba apung juga dapat digunakan dengan
mata jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran pembesaran tahap II sebaiknya tidak
lebih dari 10 ekor/meter persegi.
-
Pembesaran
tahap III berfungsi untuk membesarkan benih. Diperlukan kolam tanah antara
80-100 cm dengan luas 500-2.000 meter persegi.
d.
Kolam/tempat pemberokan
Merupakan tempat pembersihan ikan sebelum
dipasarkan
2) Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha
pembenihan ikan mujair diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak
dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser,
ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar
(Kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar
kekeruhan.
Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk
memanen/menangkap ikan mujair antara lain adalah :
- warring/scoopnet yang halus,
- ayakan panglembangan diameter 100 cm,
- ayakan penandean diameter 5 cm,
- tempat menyimpan ikan,
- keramba kemplung,
- keramba kupyak,
- fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat),
- kekaban (untuk tempat penempelan telur yang
bersifat melekat),
- hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur
secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih,
- ayakan penyabetan dari alumunium/bambu,
oblok/delok (untuk pengangkut benih),
- sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm
keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan),
- lambit dari jaring nilon (untuk menangkap
ikan konsumsi),
- scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang
berumur satu minggu keatas),
- seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya
lebih besar),
- jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap
induk ikan atau ikan konsumsi).
3) Persiapan
Media
Yang dimaksud dengan persiapan adalah
melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai
pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang
perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan
pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter
persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing
dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang
berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter
persegi.
6.2.Pembibitan
Untuk menyiapkan bibit ikan mujair yang akan
dipelihara, perlu diperhatikan hal-hal penyiapan media pemeliharaan, pemilihan
dan pemeliharaan induk, penetasan dan persyaratan bibit, ciri-ciri bibit dan
induk unggul.
1) Pemilihan
Induk
Ciri-ciri induk bibit mujair yang unggul
adalah sebagai berikut:
a.
Mampu
memproduksi benih dalam jumlah yang besar dengan kwalitasyang tinggi.
b.
Pertumbuhannya
sangat cepat.
c.
Sangat
responsif terhadap makanan buatan yang diberikan.
d.
Resisten
terhadap serangan hama, parasit dan penyakit.
e.
Dapat
hidup dan tumbuh baik pada lingkungan perairan yang relatif buruk.
f.
Ukuran
induk yang baik untuk dipijahkan yaitu 100 gram lebih perekornya.
Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk
jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:
a. Betina
-
Terdapat
3 buah lubang pada urogenetial yaitu: dubur, lubang pengeluaran telur dan
lubang urine.
-
Ujung
sirip berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas.
-
Warna
perut lebih putih.
-
Warna
dagu putih.
-
Jika
perut distriping tidak mengeluarkan cairan.
b. Jantan
-
Pada
alat urogenetial terdapat 2 buah lubang yaitu: anus dan lubang sperma merangkap
lubang urine.
-
Ujung
sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas.
-
Warna
perut lebih gelap/kehitam-hitaman.
-
Warna
dagu kehitam-hitaman dan kemerah-merahan. - Jika perut distriping mengeluarkan
cairan.
2) Sistim
Pembibitan
Pembibitan ikan mujair dapat dilakukan dengan
3 cara, yaitu:
a.
Sistim satu kolam
Pada sistim ini kolam pemijahan/pembenihan
disatukan dengan kolam pendederan/ pemeliharaan anak. Setelah dilakukan
persiapan media pembibitan, tebarkan induk jantan dan betina dengan
perbandingan 1:2 atau 1:4 dengan jumlah kepadatan 2 pasang/10 meter persegi.
Pamanenan dilakukan setiap 2 minggu sekali.
b. Sistim
dua kolam
Pada sistim ini proses pemijahan dan
pendederan dilakukan pada kolam terpisah, dengan perbandingan luas kolam
pemijahan dengan kolam pendederan adalah 1:2 atau 1:4. Dasar kolam pendederan
harus lebih rendah dari dasar kolam lainnya agar aliran air cukup deras
mengalir dari kolam pemijahan ke kolam pendederan. Pada pintu kedua kolam
tersebut dipasang saringan kasar agar hanya anak-anak ikan saja yang dapat
lewat. Jumlah dan kepadatan induk jantan dan betina yang disebarkan sama dengan
sistim satu kolam.
c. Sistim
platform
Pada sistim ini kolam dibagi dalam 4 bagian,
yaitu kolam pertama sebagai tempat induk jantan dan betina bertemu atau tempat
pemijahan. Kolam kedua tempat induk betina dimana disekat oleh kisi atau krei
bambu dengan ukuran lubang-lubang sebesar badan induk betina sehingga hanya
induk betina yang dapat lolos ke kolam kedua ini. Kolam ketiga merupakan temapt
pelepasan larva dan temapat yang ke empat adalah tempat pendederan. Persiapan
media dan jumlah induk yang dilepas sama dengan sistim yang pertama.
3) Pembenihan
Pemijahan dan penetasan ikan mujair
berlangsung sepanjang tahun pada kolam pemijahan dan tidak memerlukan
lingkungan pemijahan secara khusus. Hal yang perlu dilakukan adalah penyiapan
media pemeliharaan seperti pengerikan pengapuran dan pemupukan. Ketinggian air
di kolam dipertahankan sekitar 50 cm.
Untuk menambah tingkat produkivitas dan
kesuburan, maka diberikan makanan tambahan dengan komposisi sebagai berikut:
tepung ikan 25%, tepung kopra 10% dan dedak halus sebesar 65%. Komposisi ransum
ini digunakan dalam usaha budidaya ikan
mujair secara komersial. Dapat juga diberi makanan yang berupa pellet yang
berkadar protein 20-30% dengan dosis 2-3% dari berat populasi per hari,
diberikan sebanyak 2 kali/hari yaitu pada pagi dan sore hari.
Pemijahan akan terjadi setelah induk jantan
membuat lubang sarang yang berupa cekungan di dasar kolam dengan garis tengah
sekitar 10-35 cm. Begitu pembuatan sarang pemijahan selesai, segera berlangsung
proses pemijahan. Setelah proses pembuahan selesai, maka telur-telur hasil
pemijahan segera dikumpulkan oleh induk betina ke dalam mulutnya untuk dierami
hingga menetas. Pada saat tersebut induk betina tidak aktif makan sehingga
terlihat tubuhnya kurus. Telur akan menetas setelah 3-5 hari pada suhu air
sekitar 25-27 derajat C. Setelah sekitar 2 minggu sejak penetasan, induk betina
baru melepaskan anak-anaknya, karena telah mampu mencari makanan sendiri.
4) Pemeliharaan
Bibit
Pendederan atau pemeliharaan anak ikan mujair
dilakukan setelah telur-telur hasil pemijahan menetas. Kegiatan ini dilakukan
pada kolam pendederan yang sudah siap menerima anak ikan dimana kolam tersebut
dikeringkan terlebih dahulu serta dibersihkan dari ikan-ikan liar. Kolam diberi
kapur dan dipupuk sesuai ketentuan. Begitu pula dengan pemberian pakan untuk
bibit diseuaikan dengan ketentuan.
Jumlah penebaran dalam kolam pendederan
tergantung dari ukuran benih ikan. Benih ikan ukuran 1-3 cm, jumlah
penebarannya sekitar 30-50 ekor/meter persegi, ukuran 3-5 cm jumlah
penebarannya berkisar 5-10 ekor/meter persegi. Sedangkan anak ikan
ukuran 5-8 cm jumlah penebarannya 2-5 ekor/meter persegi. Untuk benih yang
ukuran 5-8 cm ini, sebaiknya dilakukan secara monoseks kultur, karena pada
ukuran tersebut benih ikan sudah dapat dibedakan yang berjenis kelamin jantan
atau betina.
6.3.Pemeliharaan Pembesaran
Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan
secara polikultur maupun monokultur.
a)
Polikultur
1.
ikan
mujair 50%, ikan tawes 20%, dan mas 30%, atau
2.
ikan
mujair 50%, ikan gurame 20% dan ikan mas 30%.
b)
Monokultur
Pemeliharaan sistem ini merupakan
pemeliharaan terbaik dibandingkan dengan polikultur dan pada sistem ini
dilakukan pemisahan antara induk jantan dan betina.
Pembesaran ikan mujair pun dapat pula
dilakukan di jaring apung, berupa Hapa berukuran 1 x 2 m sampai 2 x 3 m dengan
kedalaman 75-100 cm. Ukuran hapa dapat disesuaikan dengan kedalaman kolam.
Selain itu sawah yang sedang diberokan dapat dipergunakan pula untuk pemijahan
dan pemeliharaan benih ikan mujair. Sebelum digunakan petak sawah diperdalam
dahulu agar dapat menampung air sedalam 50-60 cm, dibuat parit selebar 1-1,5 m
dengan kedalaman 60-75 cm.
1)
Pemupukan
Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan
dan produktivitas kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami
sebanyakbanyaknya. Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk
hijau dengan dosis 50–700 gram/m2
2)
Pemberian
Pakan
Apabila tingkat produkivitas dan kesuburan
kolam sudah semakin berkurang, maka bisa diberikan makanan tambahan dengan
komposisi sebagai berikut: tepung ikan 25%, tepung kopra 10% dan dedak halus
sebesar 65%. Komposisi ransum ini digunakan
dalam usaha budidaya ikan munjair secara komersial. Dapat juga diberi
makanan yang berupa pellet yang berkadar protein 20-30% dengan dosis 2-3% dari
berat populasi per hari, diberikan sebanyak dua kali per hari yaitu pada pagi
dan sore hari.
Disamping itu juga kondisi pakan dalam
perairan tersebut sesuai dengan dosis atau ketentuan yang ada. Yaitu selain
pakan dari media dasar juga perlu diberi makanan tambahan berupa hancuran
pellet atau remah dengan dosis 10% dari berat populasi per hari. Pemberiannya
2-3 kali/hari.
3)
Pemeliharaan
Kolam/Tambak
Dalam hal pemeliharaan ikan mujair yang tidak
boleh terabaikan adalah menjaga kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil
dan bersih serta tidak tercemari/teracuni oleh zat beracun.
7.HAMA DAN PENYAKIT
7.1.Hama
1) Bebeasan (Notonecta)
Berbahaya bagi benih karena sengatannya. Pengendalian:
menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.
2) Ucrit (Larva cybister)
Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga
robek. Pengendalian:
sulit diberantas; hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.
3) Kodok
Makan telur telur ikan. Pengendalian: sering membuang
telur yang mengapung; menagkap dan membuang hidup-hidup.
4) Ular
Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian:
lakukan penangkapan; pemagaran kolam.
5) Lingsang
Memakan
ikan pada malam hari. Pengendalian:pasang jebakan berumpun.
6) Burung
Memakan benih yang berwarna menyala seperti
merah, kuning. Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit
menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.
7.2 Penyakit
Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk
dapat mencegah timbulnya penyakit dan hama pada budidaya ikan mujair:
a)
Pengeringan
dasar kolam secara teratur setiap selesai panen.
b)
Pemeliharaan
ikan yang benar-benar bebas penyakit.
c)
Hindari
penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas.
d)
Sistem
pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintupemasukan
air.
e)
Pemberian
pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
f)
Penanganan
saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukansecara hati-hati dan benar.
g)
Binatang
seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters)sebagai pembawa
penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.
8.PANEN
Pemanenan ikan mujair dapat dilakukan dengan
cara: panen total dan panen sebagian.
1)
Panen
sebagian atau panen selektif
Panen selektif dilakukan tanpa pengeringan
kolam, ikan yang akan dipanen dipilih dengan ukuran tertentu (untuk pemanenan
benih). Ukuran benih yang akan dipanen (umur 1-1,5 bulan) tergantung dari
permintaan konsumen, umumnya digolongkan untuk ukuran: 1-3 cm; 3-5 cm dan 5-8
cm. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan waring yang di atasnya telah
ditaburi umpan (dedak). Ikan yang tidak terpilih (biasanya terluka akibat
jaring), sebelum dikembalikan ke kolam sebaiknya dipisahkan dan diberi obat
dengan larutan malachite green 0,5-1,0 ppm selama 1 jam.
2)
Panen
total
Umumnya panen total dilakukan untuk
menangkap/memanen ikan hasil pembesaran. Umumnya umur ikan mujair yang dipanen
berkisar antara 5 bulan dengan berat berkisar antara 30-45 gram/ekor. Panen
total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga ketinggian air tinggal
10-20 cm. Petak pemanenan/petak penangkapan dibuat seluas 1 m persegi di depan
pintu pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan.
Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan menggunakan
waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan secepatnya dan hati-hati
untuk menghindari lukanya ikan.
9.PASCAPANEN
Penanganan pascapanen ikan mujair dapat
dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun ikan segar.
1) Penanganan ikan hidup
Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal
harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan
tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:
a.
Dalam
pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajatC.
b.
Waktu
pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
c.
Jumlah
kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.
2) Penanganan ikan segar
Ikan segar mas merupakan produk yang cepat
turun kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran
antara lain:
a.
Penangkapan
harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
b.
Sebelum
dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
c.
Wadah
pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarakdekat (2 jam
perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun
pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau
fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak maksimum 50 cm.
d.
Ikan
diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C.Gunakan es
berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan jumlah es dan
ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas
lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya.
Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga antara ikan dengan
penutup kotak.
Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pananganan benih adalah sebagai berikut:
1)
Benih
ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak
cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem
tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
2)
Air yang
dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta
bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air sumur yang telah
diaerasi semalam.
3)
Sebelum
diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari. Gunakan tempat
pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak
pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran
tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor
dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan
ukuran benihnya.
4)
Berdasarkan
lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua bagian,
yaitu:
a. Sistem terbuka
Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak
dekat atau tidak memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba.
Setiap keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut
sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5 cm.
b. Sistem tertutup
Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh
yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume
media pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(hpo)4.1H2O
sebanyak 9 gram. Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong
plastik:
(1) masukkan air bersih ke dalam kantong
plastik kemudian benih;
(2) hilangkan udara dengan menekan kantong
plastik ke permukaan air;
(3) alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke
kantong plastik sebanyak 2/3
volume
keseluruhan rongga (air:oksigen=1:1);
(4) kantong plastik lalu diikat.
(5) kantong plastik dimasukkan ke dalam dos
dengan posisi membujur atau
ditidurkan.
Dos yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi
0,50
m dapat diisi 2 buah kantong plastik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah
benih sampai di tempat tujuan adalah sebagai berikut:
1) Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam
waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter air bersih).
2) Buka kantong plastik, tambahkan air bersih
yang berasal dari kolam setempat sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air
dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan.
3) Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi
larutan tetrasiklin selama 1-2 menit.
4) Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan.
Dalam bak pemberokan benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan
pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari berturut-turut. Selain
tetrsikli dapat juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak 20
ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit.
5) Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih
ikan di kolam budidaya.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.