1. SEJARAH SINGKAT
Itik dikenal juga dengan istilah
Bebek (bhs.Jawa). Nenek moyangnya berasal dari Amerika Utara merupakan itik
liar ( Anas moscha) atau Wild mallard. Terus menerus dijinakkan
oleh manusia hingga jadilah itik yang diperlihara sekarang yang disebut Anas domesticus (ternak itik).
2. SENTRA PERIKANAN
Secara internasional ternak itik
terpusat di negara-negara Amerika utara, Amerika Selatan, Asia, Filipina,
Malaysia, Inggris, Perancis (negara yang mempunyai musim tropis dan subtropis).
Sedangkan di Indonesia ternak itik terpusatkan di daerah pulau Jawa (Tegal,
Brebes dan Mojosari), Kalimantan (Kecamatan Alabio, Kabupaten Amuntai) dan Bali
serta Lombok.
3. JENIS
Klasifikasi (penggolongan) itik,
menurut tipenya dikelompokkan dalam 3 (tiga) golongan, yaitu:
1) Itik
petelur seperti Indian Runner, Khaki Campbell, Buff (Buff Orpington) dan CV
2000-INA;
2) Itik
pedaging seperti Peking, Rouen, Aylesbury, Muscovy, Cayuga; (3). Itik
ornamental (itik kesayangan/hobby) seperti East India, Call (Grey Call),
Mandariun, Blue Swedish, Crested, Wood.
Jenis bibit unggul yang diternakkan,
khususnya di Indonesia ialah jenis itik petelur seperti itik tegal, itik khaki
campbell, itik alabio, itik mojosari, itik bali, itik CV 2000-INA dan itik-itik
petelur unggul lainnya yang merupakan produk dari BPT (Balai Penelitian Ternak)
Ciawi, Bogor.
4. MANFAAT
1) Untuk
usaha ekonomi kerakyatan mandiri.
2) Untuk
mendapatkan telur itik konsumsi, daging, dan juga pembibitan ternak itik.
3) Kotorannya
bisa sebagai pupuk tanaman pangan/palawija.
4) Sebagai
pengisi kegiatan dimasa pensiun.
5) Untuk
mencerdaskan bangsa melalui penyediaan gizi masyarakat.
5. PERSYARATAN LOKASI
Mengenai lokasi kandang yang perlu
diperhatikan adalah: letak lokasi lokasi jauh dari keramaian/pemukiman
penduduk, mempunyai letak transportasi yang mudah dijangkau dari lokasi
pemasaran dan kondisi lingkungan kandang mempunyai iklim yang kondusif bagi
produksi ataupun produktivitas ternak. Itik serta kondisi lokasi tidak rawan
penggusuran dalam beberapa periode produksi.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Sebelum seorang peternak memulai
usahanya, harus menyiapkan diri, terutama dalam hal pemahaman tentang
pancausaha beternak yaitu (1). Perkandangan; (2). Bibit Unggul; (3). Pakan
Ternak; (4). Tata Laksana dan (5). Pemasaran Hasil Ternak.
6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1) Persyaratan
temperatur kandang ±
39 derajat C.
2) Kelembaban
kandang berkisar antara 60-65%
3) Penerangan
kandang diberikan untuk memudahkan pengaturan kandang agar tata kandang sesuai
dengan fungsi bagian-bagian kandang
4) Model
kandang ada 3 (tiga) jenis yaitu:
a. kandang
untuk anak itik (DOD) oada masa stater bisa disebut jugakandang box, dengan
ukuran 1 m2 mampu menampung 50 ekor DOD
b. kandang
Brower (untuk itik remaja) disebut model kandang Ren/kandangkelompok dengan
ukuran 16-100 ekor perkelompok
c. kandang
layar ( untuk itik masa bertelur) modelnya bisa berupa kandangbaterei ( satu
atau dua ekor dalam satu kotak) bisa juga berupa kandang lokasi ( kelompok)
dengan ukuran setiap meter persegi 4-5 ekor itik dewasa ( masa bertelur atau
untuk 30 ekor itik dewasa dengan ukuran kandang 3 x 2 meter).
5) Kondisi
kandang dan perlengkapannya
Kondisi kandang tidak harus dari
bahan yang mahal tetapi cukup sederhana asal tahan lama (kuat). Untuk
perlengkapannya berupa tempat makan, tempat minum dan mungkin perelengkapan
tambahan lain yang bermaksud positif dalam managemen
6.2. Pembibitan
Ternak itik yang dipelihara harus
benar-benar merupakan ternak unggul yang telah diuji keunggulannya dalam
memproduksi hasil ternak yang diharapkan.
1) Pemilihan
bibit dan calon induk
Pemilihan bibit ada 3 ( tiga) cara
untuk memperoleh bibit itik yang baik adalah sebagai berikut :
a. membeli
telur tetas dari induk itik yang dijamin keunggulannya
b. memelihara
induk itik yaitu pejantan + betina itik unggul untukmendapatkan telur tetas kemudian meletakannya pada
mentok, ayam atau mesin tetas
c. membeli
DOD (Day Old Duck) dari pembibitan
yang sudah dikenal mutunya maupun yang
telah mendapat rekomendasi dari dinas
peternakan setempat.Ciri DOD yang baik adalah tidak cacat (tidak sakit) dengan
warna bulu kuning mengkilap.
2) Perawatan
bibit dan calon induk
a. Perawatan
Bibit
Bibit (DOD) yang baru saja tiba dari
pembibitan, hendaknya ditangani secara teknis agar tidak salah rawat. Adapun
penanganannya sebagai berikut: bibit diterima dan ditempatkan pada kandang
brooder (indukan) yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dan hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam brooder adalah temperatur brooder diusahakan yang anak itik tersebar
secara merata, kapasitas kandang brooder (box) untuk 1 m2 mampu
menampung 50 ekor DOD, tempat pakan dan tempat minum sesuai dengan ketentuan
yaitu jenis pakan itik fase stater dan minumannya perlu ditambah
vitamin/mineral.
b. Perawatan
calon Induk
Calon induk itik ada dua macam yaitu
induk untuk produksi telur konsumsi dan induk untuk produksi telur tetas.
Perawatan keduanya sama saja, perbedaannya hanya pada induk untuk produksi
telur tetas harus ada pejantan dengan perbandingan 1 jantan untuk 5 – 6 ekor
betina.
3) Reproduksi
dan Perkawinan
Reproduksi atau perkembangbiakan
dimaksudkan untuk mendapatkan telur tetas yang fertil/terbuahi dengan baik oleh
itik jantan. Sedangkan sistem perkawinan dikenal ada dua macam yaitu itik hand
mating/pakan itik yang dibuat oleh manusia dan nature mating (perkawinan itik
secara alami).
6.3. Pemeliharaan
1) Sanitasi
dan Tindakan Preventif
Sanitasi kandang mutlak diperlukan
dalam pemeliharaan itik dan tindakan preventif (pencegahan penyakit) perlu
diperhatikan sejak dini untuk mewaspadai timbulnya penyakit.
2) Pengontrol
Penyakit
Dilakukan setiap saat dan secara
hati-hati serta menyeluruh. Cacat dan tangani secara serius bila ada
tanda-tanda kurang sehat pada itik.
3) Pemberian
Pakan
Pemberian pakan itik tersebut dalam
tiga fase, yaitu fase stater (umur 0–8 minggu), fase grower (umur 8–18 minggu)
dan fase layar (umur 18–27 minggu). Pakan ketiga fase tersebut berupa pakan
jadi dari pabrik (secara praktisnya) dengan kode masing-masing fase. Cara
memberi pakan tersebut terbagi dalam empat kelompok yaitu:
a. umur
0-16 hari diberikan pada tempat pakan datar (tray feeder)
b. umur
16-21 hari diberikan dengan tray feeder dan sebaran dilantai
c. umur
21 hari samapai 18 minggu disebar dilantai.
d. umur
18 minggu–72 minggu, ada dua cara yaitu 7 hari pertama secarapakan peralihan
dengan memperhatikan permulaan produksi bertelur sampai produksi mencapai 5%.
Setelah itu pemberian pakan itik secara ad libitum (terus menerus).
Dalam hal pakan itik secara ad
libitum, untuk menghemat pakan biaya baik tempat ransum sendiri yang biasa
diranum dari bahan-bahan seperti jagung, bekatul, tepung ikan, tepung tulang,
bungkil feed suplemen
Pemberian minuman itik, berdasarkan
pada umur itik juga yaitu :
a. umur
0-7 hari, untuk 3 hari pertama iar minum ditambah vitamin danmineral, tempatnya
asam seperti untuk anak ayam.
b. umur
7-28 hari, tempat minum dipinggir kandang dan air minum diberikansecara ad
libitum (terus menerus)
c. umur
28 hari-afkir, tempat minum berupa empat persegi panjang denganukuran 2 m x 15
cm dan tingginya 10 cm untuk 200-300 ekor. Tiap hari dibersihkan.
4) Pemeliharaan
Kandang
Kandang hendaknya selalu dijaga
kebersihannya dan daya gunanya agar produksi tidak terpengaruh dari kondisi
kandang yang ada.
7. HAMA DAN PENYAKIT
Secara garis besar penyakit itik
dikelompokkan dalam dua hal yaitu:
1) penyakit
yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri dan protozoa
2) penyakit
yang disebabkan oleh defisiensi zat makanan dan tata laksana perkandangan yang
kurang tepat
Adapun jenis penyakit yang biasa
terjangkit pada itik adalah:
1) Penyakit
Duck Cholera
Penyebab:
bakteri Pasteurela avicida. Gejala:
mencret, lumpuh, tinja kuning kehijauan. Pengendalian:
sanitasi kandang,pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging dada
dengan dosis sesuai label obat.
2) Penyakit
Salmonellosis
Penyebab:
bakteri typhimurium.Gejala: pernafasan sesak, mencret. Pengendalian: sanitasi yang baik, pengobatan
dengan furazolidone melalui pakan dengan konsentrasi 0,04% atau dengan
sulfadimidin yang dicampur air minum, dosis disesuaikan dengan label obat.
8. PANEN
8.1. Hasil Utama
Hasil utama, usaha ternak itik
petelur adalah telur itik
8.2. Hasil Tambahan
Hasil tambah berupa induk afkir,
itik jantan sebagai ternak daging dan kotoran ternak sebagai pupuk tanam yang
berharga
9. PASCAPANEN
Kegiatan pascapanen yang biasa
dilakukan adalah pengawetan. Dengan pengawetan maka nilai ekonomis telur itik
akan lebih lama dibanding jika tidak dilakukan pengawetan. Telur yang tidak
diberikan perlakuan pengawetan hanya dapat tahan selama 14 hari jika disimpan
pada temperatur ruangan bahkan akan segera membusuk. Adapun perlakuan
pengawetan terdiri dari 5 macam, yaitu:
a) Pengawetan
dengan air hangat
Pengawetan dengan air hangat
merupakan pengawetan telur itik yang paling sederhana. Dengan cara ini telur
dapat bertahan selama 20 hari.
b) Pengawetan
telur dengan daun jambu biji
Perendaman telur dengan daun jambu
biji dapat mempertahankan mutu telur selama kurang lebih 1 bulan. Telur yang
telah direndam akan berubah warna menjadi kecoklatan seperti telur pindang.
c) Pengawetan
telur dengan minyak kelapa
Pengawetan ini merupakan pengawetan
yang praktis. Dengan cara ini warna kulit telur dan rasanya tidak berubah.
d) Pengawetan
telur dengan natrium silikat
Bahan pengawetan natrium silikat
merupkan cairan kental, tidak berwarna, jernih, dan tidak berbau. Natirum
silikat dapat menutupi pori kulit telur sehingga telur awet dan tahan lama
hingga 1,5 bulan. Adapun caranya adalah dengan merendam telur dalam larutan
natrium silikat10% selama satu bulan.
e) Pengawetan
telur dengan garam dapur
Garam direndam dalam larutan garam
dapur (NaCl) dengan konsentrasi 2540% selama 3 minggu.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.