Teori Bioflok


Asslamualaikum wr.wb..
Salam Sehat Untuk kita semua.
Biksen akuaponik Blog Sekarang mempunyai konten Baru, yaitu Teorina Biksen Akuaponik. Di Konten Teorina Biksen akuponik ini, saya akan membuat artikel tentang Teori-Teori dari Segala sesuatu yang berhubungan dengan Ternak Lele dan Akuaponik.
Untuk Artikel Praktek dan percobaan dari aktifitas Berakuaponik dan berternak Lele, Artikelnya nya akan tetap selalu di Update dan akan terus di Upload di Cheanel Biksen Akuaponik Blog.
Teman-teman yang baru berkunjung ke biksen akuaponik Blog silahkan Follow atau langganan cheanell biksen akuaponik Blog, gratis alias ga bayar.
Di Artikel ini yang akan saya bahas adalah Teori Bioflok. Semoga dengan membaca blog ini teman-teman bisa lebih mengerti Apa itu Bioflok, saya akan memaparkan dengan Bahasa yang mudah dimengerti dan tidak terlalu mempergunakan bahasa ilmiah.
Sebelum kita bahas mengenai teori bioflok lebih mendalam sebaiknya saya bahas terlebih dahulu apa artikata bioflok. Bioflok berasal dari kata bio yang berarti kehidupan dan flok yang berarti gumpalan. Jadi BIO-FLOK adalah gumpalan-gumpalan kecil yang tersusun dari sekumpulan mikroorganisme hidup yang melayang-layang di air.
Kolam Ikan pada saat ini beragam bentuk dan bahan atau jenis kolam nya, Baik yang berupa kolam tanah, kolam terpal, kolam fiber, kolam tembok semen, dll. Untuk media Kolam selain kolam tanah, air kolam akan gampang sekali mengandung unsur-unsur berbahaya yang berasal dari Tingginya limbah organik dari sisa pakan buatan atau pelet yang tidak termakan dan juga feses ikan atau kotoran ikan. Pada saat Peternak melakukan budidaya perikanan, Peternak memelihara ikan dengan jumlah yang Banyak sekali didalam satu kolam, sehingga akan cepat menimbulkan penumpukan dan pengendapan limbah organik di dasar air, baik yang berasal dari dalam kolam berupa kotoran ikan maupun dari luar kolam berupa sisa pakan yang tidak termakan, sehingga diperlukan proses penguraian yang baik akan limbah organik tersebut.  Jika tidak terurai, limbah organik tersebut akan membentuk gas-gas beracun seperti ammonia (NH3), ammonium  (NH4), nitrit  (NO2) dan nitrat  (NO3), dll, Yang akan berdampak tidak baik bagi Pertumbuhan ikan dengan munculnya Penyakit hingga bahkan dapat menyebabkan kematian pada ikan.
Untuk mengatasi limbah organik yang menyebar ke seluruh air kolam diperlukan pengelolaan kualitas air agar media pemeliharaan tetap dalam kondisi baik. Salah satu upaya nya adalah pendekatan biologis dengan memanfaatkan aktivitas bakteri untuk mempercepat proses Penguraian limbah organik yang ada didalam air kolam.  
            Salah satu solusi untuk mengatasi Limbah organik yang ada di dalam air kolam adalah dengan mengaplikasikan Bio Floc Technology atau teknologi bioflok, Teknologi Bioflok ini sebelumnya banyak diaplikasikan di system pengolahan air limbah industry dan saat ini sudah diterapkan juga di system pengolahan air pada media aquakultur atau perternakan ikan dikolam. Teknologi bioflok dipergunakan dalam budidaya perikanan yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas air dan memanfaatkan kandungan tidak berguna yang ada didalam air menjadi berguna untuk ikan

Teknologi bioflok tersusun dari beberapa komponen, yaitu :
-          exopolisakarida,
-          bakteri pembentuk flok atau Floc Forming Bacteria.
-          dan bakteri siklus fungsional.
Exopolisakarida adalah senyawa Karbohidrat yang dihasilkan oleh bakteri pembentuk flok. Exopolisakarida ini bersifat seperti “glue”atau “lem” yang menjadi tempat menempelnya bakteri menjadi satu kesatuan bioflok. Tidak semua bakteri mampu menghasilkan exopolisakarida, Beberapa bakteri pembentuk floc yang sudah teruji diaplikasikan dilapangan adalah :
-          Achromobacter liquefaciens,
-          Arthrobacter globiformis,
-          Agrobacterium tumefaciens,
-          Pseudomonas alcaligenes,
-          Z oogloea ramigera.
Bakteri lain yang dapat ikut membentuk bio-floc setelah exopolisakarida terbentuk oleh bakteri pembentuk floc sebagai inti flok-nya, Bakteri lain yg dapat ikut membentuk bio-flok tersebut adalah :
-          Bacillus circulans,
-          Bacillus Coagulans, 
-          Bacillus licheniformis,
-          Bacillus subtillis
-          dll.
Bakteri yang ikut membentuk flok ini mempunyai fungsi sebagai Pengurai didalam system bioflok. Bakteri ini disebut sebagai bakteri siklus fungsional, misalnya Bacillus licheniformis yang berperan dalam merubah atau pengurai nitrogen menjadi Protein.
Bakteri-bakteri tersebut dapat mengkonversi limbah organik secara intensif atau secara terus menerus menjadi kumpulan mikroorganisme yang berbentuk flok, kemudian dapat dimanfaatkan oleh ikan sebagai sumber makanan yang dapat meningkatkan partumbuhan ikan. Karena, Pada umumnya bakteri memiliki ukuran kurang dari 5 mikron. Ukuran bakteri yang sangat kecil ini tidak dapat dimanfaatkan oleh ikan. Namun bakteri dalam bentuk bioflok dapat dimanfaatkan ikan sebagai pakan karena ukurannya mampu mencapai 0,5 mm hingga 2 mm.

Sumber-sumber dari Pembentuk Bioflok tersebut, yaitu:

1.      Sumber Bakteri, Sumber bakteri berasal dari Probiotik.
2.      Sumber Karbon, Beberapa sumber karbon adalah karbohidrat yang dapat digunakan untuk pembentukan bioflok seperti, tepung tapioka, tepung singkong, gula pasir, molase, Gula Merah, dll.
3.      hydrogen (H) adalah air kolam.
4.      oksigen (O), Kepadatan bakteri yang tinggi dalam air akan menyebabkan kebutuhan oksigen yang lebih tinggi sehingga aerasi untuk  penyediaan  oksigen  dalam penerapan  teknologi  bioflok merupakan  hal  yang sangat  diperlukan.
Fungsi dari Oksigen adalah sbb :
a)      Penyedia Oksigen,
b)      Mengaduk air agar bioflok yang berada di dalam air kolam tidak mengendap. Pengendapan bioflok di dasar Kolam harus dihindari, selain untuk mencegah terjadinya kondisi anaerobik di dasar Kolam akibat penumpukan bioflok, juga untuk memastikan bahwa bioflok tetap dapat dikonsumsi oleh organisme budidaya.
5.      Sumber Nitrogen, Nitrogen dalam sistem akuakultur berasal dari pakan buatan yang biasanya mengandung protein dengan kisaran 13% - 60%. Protein dalam pakan akan dicerna oleh ikan, namun hanya  20 - 30% dari total Protein dalam pakan dimanfaatkan menjadi biomassa ikan, sisa Protein pada pakan, yaitu sisa metabolisme berupa urine dan feses, serta pakan yang tidak termakan akan berubah menjadi Nitrogen (N). Nitrogen di air kolam tersebut biasanya ditemukan dalam bentuk ammonia(NH3), ammonium  (NH4+),  nitrit  (NO2)  dan  nitrat  (NO3) serta beberapa senyawa nitrogen organik lainnya. Senyawa-senyawa nitrogen ini sangat dipengaruhi oleh kandungan oksigen dalam air, pada saat kandungan oksigen rendah nitrogen berubah menjadi ammonia (NH3) dan saat kandungan oksigen tinggi nitrogen berubah menjadi nitrat (NO3) Berbagai macam Nitrogen (N) ini merupakan Racun yang sangat berbahaya untuk Ikan apabila tidak di uraikan dengan baik.
6.      Sumber Fosfor (P), Fosfor di dalam kolam dengan sistem bioflok terdapat dalakeadaan terlarut di air kolam, terikat dalam bahan Organik.

Prinsip dasar dari bioflok yaitu mengubah senyawa organik yang mengandung senyawa karbon (C), hydrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N) dan sedikit fosfor (P) menjadi endapan berupa flok atau gumpalan dengan memanfaatkan bakteri pembentuk flok dan bakteri pengurai.

Tahapan dari pembentukan Bioflok ini adalah sebagai Berikut :

1.      Air Kolam yang merupkan Sumber Hidrogen (H), yang Di tambah dengan Oksigen Yang berasal dari aerator mencampurkan Karbon (C) yang berasal dari Gula Merah dengan Bakteri pembentuk Flok, sehingga tercipta exopolisakarida.
2.      Setelah terbentuknya Flok yang bersifat seperti Lem ini akan menjadi Perekat Limbah Kolam Yang berupa ammonia(NH3), ammonium(NH4+), nitrit (NO2) dan  nitrat  (NO3), Fospor (P), sehingga Limbah kolam tersebut menempel di Flok.
3.      Limbah Kolam Yang Menempel di Flok tersebut akan diuraikan menjadi Zat Baru berupa Protein yang tidak beracun oleh bakteri siklus fungsional.
4.      Sehingga Gumpalan atau flok Protein tersebut menjadi sumber makanan untuk Ikan.
5.      Dan begitu seterusnya siklus dari tahapan pembentukan bioflok ini akan berulung terus menerus selama perawatan dari system bioflok ini baik dan benar.

Demikianlah Teori Bioflok secara singkat ala biksen akuaponik blog, Tentunya banyak sekali hal-hal lain yang perlu diketahui dalam mengelola budidaya ikan dengan sistem Bioflok ini.
Insyaallah akan saya bahas di blog selanjutnya...

Semoga bermanfaat dan Sampai berjumpa di Teori – Teori Lain nya.

Salam Sehat Untuk Kita Semua, Asslamualaikum Wr.wb

Silahhkan tonton video ini apabila belum begitu jelas 







No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.