Cara Budidaya Kutu Air dan Peluang Usahanya – Bagi sebagian banyak orang, kutu air adalah sesuatu yang tidak berguna, bahkan bisa saja merugikan. Namun bagi penggemar ikan, kutu air bisa dijadikan sebagai pakan ikan-ikan hias. Tidak hanya itu, peluang bisnis dari budidaya kutu air juga sama menjanjikannya dengan ternak ikan hias. Terlebih lagi, ternak kutu air tidak memerlukan area yang besar, cukup dengan ember saja kamu bisa ternak kutu air. Bagi kamu yang tertarik dengan ternak kutu air, simak tulisan di bawah ini.
Apa itu Kutu Air
Menurut wikipedia, kutu air adalah sebutan awam bagi sejumlah krustasea kecil penghuni air. Kutu air bukan serangga dan tidak hidup sebagai parasit, sebagaimana banyak kutu yang hidup di luar air. Secara taksonomi, hewan yang disebut kutu air termasuk dalam genera Daphnia, Cyclops, Bosmina, dan Diaptomus.
Kutu air adalah hewan kecil air tawar yang masuk dalam klasifikasi makhluk zooplankton yang memiliki ukuran sangat kecil dengan bentuk tubuh hampir menyerupai udang. Perlu anda ketahui bahwa kutu air bukan termasuk ke dalam jenis serangga, meskipun namanya kutu melainkan makhluk air. Biasanya hewan kecil ini ada sungai, tambak, selokan, atau genangan genangan air. Warna tubuh kutu air biasanya kemerah-merahan atau hidjau yang bergerombol di area air tertentu.
Kutu air ini memiliki macam-macam jenis. Jenis kutu air yang bisa digunakan untuk pakan ikan hias adalah jenis moina, daphnia, dan chydorus. Kutu air jenis moina memiliki ukuran mencapai 1,8 milimeter jika dibiarkan 1 hari di dalam air.
Kemudian jenis kutu air Daphnia memiliki ukuran sekitar 0.2 sampai 5 milimeter dengan tubuh yang transparan. Sedangkan jenis kutu air chydorus memiliki ukuran sekitar 0.3 milimeter dengan bentuk tubuh yang tidak memiliki kaki dan antena dan menggunakan bulu-bulu pada badannya untuk bergerak.
Alasan mengapa jenis-jenis itu saja yang bisa digunakan sebagai pakan ikan hias karena jenis kutu air tersebut mudah ditemukan di daerah-daerah di Indonesia. Selain itu jenis kutu air tersebut sangat mudah dibudidayakan hanya dengan media yang sederhana. Jenis kutu air tersebut sudah terbukti mampu menambah asupan protein bagi ikan-ikan hias tanpa khawatir ada efek samping jika mengkonsumsi kutu air jenis tersebut.
Kutu Air Sebagai Sumber Makanan Ikan Hias
Kutu air adalah makanan hidup yang sering digunakan untuk akan ikan hias. Ukuran dari kutu air bisa mencapai setengah sentimeter. kutu air biasanya memakan alga yang mengambang bebas dan bakteri-bakteri yang ada di air. Kutu air juga dimakan oleh ikan-ikan besar air tawar, salamander dan serangga-serangga air.
Kutu air merupakan sasaran empuk bagi para ikan. Namun, kutu air bisa merubah perilakunya jika ikan ingin memangsanya. Jika kutu air mencium adanya bau ikan yang datang, mereka akan bersembunyi di tanaman-tanaman air. Namun, jika ikan-ikan sudah pergi dan menghilang, kutu air akan menyebar di sekitar permukaan air.
Cara Berkembang Biak Kutu Air
Kutu air berkembang biak dengan partenogenesis, reproduksi aseksual atau biasa dikenal dengan virgin birth dan melahirkan. Pada akhir musim panas, ketika makanan menjadi langka, kutu air jantan akan berkembang dan betina menghasilkan telur-telur yang harus dibuahi.
Sebagian spesies kutu air mempunyai siklus hidup berdasarkan reproduksi aseksual dan seksual. Sebagian besar musim pertumbuhan kutu air, kutu air betina akan bereproduksi secara aseksual. Kutu air betina akan menghasilkan banyak telur setiap kali mereka berganti kulit. Biasanya, kutu air betina memiliki satu atau dua telur di dalamnya. Namun, pada jenis kutu air yang lebih besar, kutu air betina bisa memiliki lebih dari dua telur.
telur-telur yang ada di perut betina akan menetas setelah satu hari dan tetap berada di dalam kantong induk kutu air betina selama sekitar tiga hari pada suhu 20 derajat celcius. Setelah itu, telur-telur akan dilepaskan ke dalam air selama 5-10 hari. Jika kondisi air buruk bisa lebih dari 10 hari sebelum mencapai usia dimana telur-telur itu berkembang dan siap untuk bereproduksi lagi. Jenis kelamin kutu air yang diproduksi secara aseksual biasanya betina.
Menjelang akhir musim pertumbuhan kutu air, cara reproduksi mereka akan berubah. Biasanya kutu air betina akan menghasilkan telur-telur yang keras atau biasa disebut dengan telur musim dingin. beberapa kutu air yang diproduksi secara aseksual akan berkembang menjadi kutu air jantan. Kutu air betina akan menghasilkan telur yang nantinya akan dibuahi oleh kutu air jantan.
Pada spesies tanpa kutu air jantan, telur telur juga diproduksi secara aseksual. Telur-telur yang beristirahat itu dilindungi oleh lapisan yang mengeras dan dibuang pada pergantian berikutnya. Lapisan tersebut bisa bertahan pada periode tertentu dan pada musim dingin yang ekstrim, kekeringan atau bahkan tidak tersedianya makanan. Ketika kondisi lingkungan membaik, telur-telur itu akan menetas menjadi kutu air betina.
Perilaku Kutu Air
Kutu air sangat tertarik pada cahaya. Jika hari sudah gelap, kutu air akan tenggelam ke dasar air. Kutu air sangat sensitif pada ion-ion logam. Di sisi lain, mereka sedikit sensitif terhadap perubahan temperatur. Meskipun mereka tidak terlalu sensitif terhadap temperatur, kutu air akan berhenti tumbuh pada suhu 30 derajat celcius.
Dimana Bisa Mendapatkan Kutu Air?
Kutu air biasanya diproduksi pada tahap terakhir dari pabrik pengolahan air limbah. Kutu air yang tumbuh di sana sangat berlimpah dan tentunya memiliki harga yang sangat murah. Namun, kutu air dari pabrik pengolahan air limbah biasanya tercemar dengan logam berat. Cara lain untuk mengumpulkan kutu air adalah dengan mengambil di danau menggunakan perahu. Namun perlu diperhatikan, kutu air di danau bisa membawa parasit seperti lintah.
Spesies Kutu Air
Dua spesies kutu air yang paling banyak ditemukan adalah Daphnia Pulex, kutu air yang kecil dan paling umum. Selain itu ada juga Daphnia Magna, kutu air yang berukuran lebih besar. kutu air adalah salah satu hewan dengan genus yang besar, mereka memiliki 200 spesies. Selain itu mereka dibagi lagi menjadi beberapa sub genus seperti Daphnia, Australia Daphnia, dan Cteno Daphnia. Setiap sub genus yang ada akan dibagi lagi menjadi beberapa kompleks spesies. Namun, pemahaman tentang spesies-spesies ini terhalang oleh hibridisasi, dan deskripsi taksonomi yang buruk.
Kutu air merupakan hewan dengan genus terbesar, yakni memiliki 200 jenis spesies. Hewan kecil ini kemudian masih dibagi lagi dalam beberapa sub genus, meskipun pemahaman spesies ini masih terhalang oleh hibridisasi dan deskripsi taksonomi kutu air yang masih buruk. Spesies yang paling banyak ditemukan di Indonesia adalah jenis kutu air berikut ini:
Daphnia : Kutu air berukuran mulai dari 0.2 hingga 5 milimeter dengan tubuh transparan.
Moina : Kutu air yang ukurannya bisa mencapai 1,8 milimeter hanya dalam 1 hari karena sifat telurnya yang mudah menetas
Cyclops : Kutu air yang memiliki 2 antena yang panjang
Chydorus : Kutu air berbentuk oval dan gemuk dengan ukuran tubuh sekitar 0,3 milimeter
Bosnia : Kutu Air dengan ukuran yang sangat kecil hanya 1-3 mikrometer
Diaptomus : Kutu air yang memiliki dengan satu bintik dan antena yang sangat lebar melebihi tubuhnya
Ceriodaphnia : Kutu air yang memiliki antena sangat untuk mereka bergerak
Bythotrephes : Kutu Air yang paling besar dengan ukuran tubuh bisa mencapai 15 milimeter. Kutu air jenis ini memiliki tulang belakang yang panjang dan berduri, sehingga tidak bisa digunakan untuk pakan ikan hias.
Umur Hidup Kutu Air
Spesies dari kutu air biasanya memiliki umur yang pendek. Umur kutu air secara individu tergantung pada faktor-faktor seperti suhu atau predator. Mereka biasanya hidup selama 13-14 bulan di danau yang dingin dan bebas ikan. Namun, dalam kondisi umum, umur kutu air bisa jauh lebih pendek, hanya sekitar 5-6 bulan.
Cara Budidaya Kutu Air
Setelah mengenal kutu air dari penjelasan di atas, bagaimana caranya membudidayakan kutu air sendiri? Kutu air ini bisa tumbuh seperti plankton. Mereka hidup bahagia dalam kelompok besar di dalam tangki atau bahkan ember. Maka dari itu kamu bisa membudidayakan kutu air sendiri untuk memberi makan ikan-ikan hias di rumah, kadal air dan juga serangga air.
Berikut adalah tahap-tahap untuk membudidayakan kutu air di rumah.
1. Mempersiapkan wadah untuk kutu air
Kutu air adalah makhluk air tawar yang bisa di simpan di wadah kecil atau bahkan wadah yang besar seperti tangki akuarium. Hal utama yang harus kamu perhatikan dalam membudidayakan kutu air di dalam tangki besar adalah luas permukaan yang lebih besar dibanding kedalaman tangki tersebut. Dengan kondisi tersebut akan membantu meniru lingkungan alami kolam air tawar atau habitat air tawa lainnya. Jadi, hal yang perlu kamu siapkan adalah wadah besar atau kecil dan pastikan tidak memiliki kedalaman yang lebih dibandingkan luas permukaannya.
Kamu tidak hanya menyiapkan sekedar wadah atau tangki namun kamu harus membuat ekosistem untuk kutu air hidup di sana. Kamu bisa menambahkan tanaman-tanaman air tawar alga, siput yang bisa membantu mereka untuk tumbuh pesat. Kutu air lebih suka hidup di atas permukaan air dibanding di dalam air, terutama kutu air yang berusia muda. Sebetulnya, kutu air bisa menjaga air tetap bersih layaknya udang air asin, namun jika kamu memiliki kutu air dalam jumlah banyak, air akan terlihat sangat keruh.
Wadah terbaik adalah kolam outdoor yang terkena sinar matahari. Kamu bisa menggunakan kolam terpal, kolam tanah, aquarium, sampai dengan kolam semen. Namun direkomendasikan menggunakan kolam tanah agar tidak gampang mati.
2. Tebar Kapur
Keringkan kolam selama 1-3 hari dan berikan dosis kapur sebesar 1-2 kg / m2. Fungsi kapur untuk menetralkan pH tanah dan menekan pantogen.
3. Masukan Pupuk Kandang
Sebelum dimasukkan air, berikan pupuk kandang dengan dosis 2 Kg/m2 dan diamkan selama 3 hari. Ini dimaksudkan agar nanti timbul plankton yang bisa menjadi pakan dari kutu air.
4. Isi Air
Setelah 3 hari dari pemberian pupuk, isi air setingggi 30cm dan diamkan hingga 3-5 hari sampai menjadi keruh dan cokelat. Warna cokelat pada air ini artinya plankton sudah berkembang di dalam air. Setelah itu isi kembali air hingga setinggi 50cm.
5. Tebar Bibit Kutu Air
Bibit kutu air bisa kamu dapatkan dengan mencari sendiri. Biasanya kutu air ada di atas genangan air. Kamu bisa membuatnya sendiri dengan cara meletakan sayuran-sayuran, ampas kedelai atau bisa juga dengan air susu dan teh ke dalam wadah yang sudah berisi air. Simpan sayuran-sayuran tersebut selama seminggu di dalam wadah yang berisi air. Setelah satu minggu, kotoran dari sayuran tersebut akan turun ke dasar. ketika kotoran dari sayuran yang layu sudah turun ke dasar wadah, bibit-bibit kutu air akan mulai bermunculan. Selain menggunakan cara tersebut, kamu bisa membeli bibit kutu air di toko ikan atau bahkan bisa kamu beli secara online.
Perhatikan selama 1 minggu jika koloni merah kutu air bertambah banyak berarti kamu sukses mengembangbiakkan kutu air.
6. Cara memanen kutu air
Memanen kutu air untuk memberi makan ikan atau hewan air lainnya caranya sangat mudah dan sederhana. Yang kamu butuhkan hanya jaring saringan halus dan wadah untuk memasukkan kutu air.
Caranya, masukan perlahan saringan ke dalam air, dan ambil kutu air sebanyak yang bisa ditampung oleh saringan tersebut. Kutu air biasanya berwarna coklat muda, jadi kamu bisa melihatnya dengan jelas. Angkat jaring dengan hati-hati dari tangki dan kocok dengan halus untuk menghilangkan sisa-sisa air. perlu diingat untuk melakukan ini denagn perlahan-lahan, jangan membuat gerakan yang terlalu cepat atau kasar. Hal ini akan membuat kotoran di dasar tangki terangkat ke permukaan, sehingga akan sulit mengambil kutu air yang ada di permukaan.
Kamu bisa mendapatkan kutu air dalam jumlah banyak hanya dengan beberapa kali ciduk. Setelah memanen kutu air, kamu bisa memasukan mereka ke dalam tangki ikan hias mu untuk diberi makan atau masukkan mereka ke dalam wadah kecil yang berisi air untuk menjadi suplai makanan ikan hias nanti.
Panenlah sebanyak yang kamu butuhkan. Kamu tidak akan menghancurkan populasi kutu air yang sudah kamu budidayakan, sehingga kamu bisa mengambil hasil panen sebanyak mungkin. Kutu air berkembang biak dengan sangat cepat. Memanen hasil budidaya kutu air justru akan membantu mencegah kerusakan dan membuat hidup kutu air menjadi lebih baik. Kutu air bisa berproduksi hanya dalam waktu delapan hari saja.
Bayi-bayi dari kutu air akan tumbuh dewasa dan mulai berkembang biak lagi. Satu kutu air bisa memiliki sepuluh anak. Jadi, ketika kamu memiliki 100 kutu air hari ini, kamu akan memiliki 1000 kutu air dalam delapan hari, dan begitu seterusnya.
Jangan lupa cuci terlebih dahulu sebelum diberikan kepada ikan hias kesayanganmu.
Tips Dalam Budidaya Kutu Air
Selain cara budidaya kutu air yang tadi disebutkan, ada beberapa tips yang sebaiknya kamu perhatikan agar lebih mudah dalam membudidayakan kutu air.
1. Atur Suhu Air
Untuk suhu air di dalam tangki, usahakan untuk tidak lebih atau kurang dari 20 derajat celcius. Wonder shell bisa kamu tambahkan atau juga tanaman air duckweed untuk meningkatkan kandungan mineral dan elektrolit air. Wonder shell akan membuat air menjadi sedikit lebih keras dan merupakan dechlorinator. Hal ini sebetulnya cukup penting karena kutu air bisa mati akibat kandungan klorin. Jadi pastikan kondisi air untuk tempat tinggal kutu air dengan benar.
2. Mengganti Air
Kamu bisa mengganti air di dalam tangki satu bulan sekali. Lakukan dengan mengeluarkan setengah air dari tangki atau wadah tempat tinggal kutu air dan ganti dengan air bersih yang sudah di deklorinasi. Sebetulnya lebih bagus lagi jika kamu menambahkan air dari ikan segar tangki lain atau air dari kolam ikan mu sendiri. Kutu air sangat fotosensitif, atau sensitif terhadap cahaya, jadi sangat bagus jika kamu menambahkan cahaya di tangki atau wadahmu.
3. Penempatan Wadah Untuk Kutu Air
Perlu diingat bahwa penempatan tangki atau wadah sangatlah penting. Banyak dari pembudidaya kutu air meletakan tangkinya di luar ruangan. Namun sebaiknya letakan tangki atau wadah di dalam ruangan. Hal ini disebabkan karena perubahan suhu di dalam ruangan lebih sedikit dibanding perubahan suhu di luar ruangan.
Di dalam ruangan juga tidak ada larva atau nyamuk yang hinggap, sehingga telur-telur nyamuk bisa saja berubah menjadi larva yang akan tumbuh menjadi nyamuk dewasa. Selain itu jika meletakan tangki di dalam ruangan, kamu tidak akan menemukan masalah dengan spesies lain seperti Copepoda.
Jika kamu kesulitan menggunakan kolam tanah di luar ruangan, maka cara ini direkomendasikan karena tidak banyak faktor lain yang mengganggu perkembangan kutu air.
4. Aerasi tangki
Apakah aerasi tangki atau wadah adalah hal yang harus dilakukan jika ingin membudidayakan kutu air? Sebetulnya banyak sekali informasi yang bertentangan. Aerasi air akan memberikan hasil yang lebih bagus, jadi aerasi tangki sangat disarankan jika kamu ingin membudidayakan kutu air.
Gelembung-gelembung air yang berukuran sedang dapat memiliki konsistensi yang cukup cepat. ketika kamu meletakkan aerasi di salah satu ujung tangki, kutu air akan berenang ke ujung lainnya jika mereka menginginkan air yang lebih tenang. Hal ini akan membantu dalam menjaga air tetap mengalir. Aerasi lebih disukai dibanding air yang tergenang begitu saja.
Sebetulnya ini sangat masuk akal, karena di alam liar, kutu air yang hidup di kolam atau sungai yang mengalir akan berkembang lebih baik dibanding di air yang tidak mengalir. Jadi, memakai aerasi tangki sangat membantu pertumbuhan kutu air. Aerasi juga bisa memecahkan masalah lain seperti, mencegah tanaman air tawar mengambil alih atau gelembung-gelembung konstan yang diciptakan dari aerasi bisa membersihkan tangki.
5. Udang dan Siput di tangki
Jika kamu memiliki tangki yang besar untuk membudidayakan kutu air, kamu tidak hanya bisa meletakan tanaman-tanaman air tawar, kamu bisa menambahkan siput dan udang di dalamnya. Beli lah udang dan siput yang tidak akan memangsa kutu air. udang dan siput ini juga berguna untuk membersihkan dasar tangki dan memakan ragi-ragi atau partikel kecil-kecil lainnya.
6. Cara memberi makan kutu air
Di habitat alami kutu air, mereka biasanya akan memakan flora bakteri, alga dan makhluk plankton kecil lainnya yang memiliki ukuran lebih kecil dari mereka. Jika kamu membudidayakan kutu air di rumah, kamu bisa memberikan kutu air ragi kering yang aktif ke dalam tangki. Ragi yang diberikan adalah ragi yang sama untuk membuat roti atau kue. Cara memberi ragi untuk makan kutu air adalah dengan mencampurkan ragi dengan sedikit air untuk mengaktifkan ragi. Aduk-aduk sehingga ragi dan air tercampur dengan baik. Pakan untuk kutu air sudah siap dan bisa diberikan.
Selain menggunakan ragi untuk kue, kamu bisa menggunakan bubuk spirulina. Bubuk spirulina adalah makanan super alga. Bubuk spirulina ini bisa merubah air di dalam tangki menjadi kehijauan. Untuk memberi makan kutu air kamu juga bisa menggunakan pupuk kandang secukupnya, dan biarkan hingga beberapa hari. Kamu juga bisa memberi makan kutu air dengan limbah cair tahu atau tepung terigu dan eceng gondok.
7. Seberapa Sering Diberi Makan
Seberapa sering kutu air harus diberi makan dalam sehari, sangat tergantung pada kondisi air yang ada di dalam tangki atau wadah. Setelah air kembali jernih itulah saatnya untuk memberi makan kutu air. Taburkan kembali pakan-pakan untuk kutu air yang sudah disebutkan di atas. Kutu air akan kembali aktif pada saat diberi makan. Kutu air juga memakan alga, jadi kamu bisa membudidayakan tanaman hijau air tawar di sepanjang tangki atau wadah.
Jangan takut untuk menambahkan banyak bubuk ragi atau spirulina ke dalam air, kutu air akan memakan mereka dengan lahap. Semakin kecil tangki yang kamu gunakan, akan semakin cepat kutu air untuk membersihkannya.
Peluang Usaha Budidaya Kutu Air
Harga kutu air dibanderol sekitar Rp. 20.000 / 3 sendok makan. Berdasarkan pengakuan dari Dike Anggrianto asal Malang, Jawa Timur yang sekarang memiliki 15 kolam berukuran 2 x 2 meter persegi sampai 3 x 19 meter persegi.
Ia dapat memanen sebanyak 3-4kg kutu air setiap harinya dan bila di kalkulasikan ia mengantongi omzet sebesar 1.8Jt / hari.
Yang mau menonton video mengenai Cara ternak kutu air di rumah silahkan di bawah ini videonya.
Terimakasih sudah berkunjung ke biksen akuaponik Blogspot. Salam Sehat Untuk Kita Semua.
Assalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.